KISAH SANG BUDAK HITAM

Sayangi Dan Cintai Dia Sepenuh Hati | Beri Komentar Yang Bermutu Ya.




Budak hideung disini bukan budak olol leho awakna hideung, tapi…….

Khalifah Harun Ar-Rasyid, konon memiliki seorang budak wanita. Hitam kulitnya, buruk pula wajahnya.

Suatu hari, beliau memanggil dan mengumpulkan semua budak-budaknya lalu menyebarkan kepingan-kepingan uang dinar kepada mereka.Para budak pun serentak berebut memunguti uang dinar tersebut.

Tetapi budak wanita hitam yang buruk rupa tersebut hanya berdiri sambil memandang wajah tuannya.

"Mengapa kamu tidak memunguti dinar-dinar tersebut?", tanya Khalifah.
"Yang mereka cari adalah dinar, sedangkan yang hamba cari adalah pemilik dinar",  jawabnya.

Jawaban ini membuat Khalifah takjub, dan Khalifah memuji sikap budak hitam itu setinggi langit.
Maka tersebarlah berita bahwa Khalifah Harun menyukai budak wanita hitam buruk rupa, sehingga menjadi perbincangan di kalangan raja-raja di bawah taklukkannya.

Ketika Khalifah Harun mendengar hal tersebut, beliau segera memanggil dan para raja tersebut dan setelah mereka berkumpul, beliau memanggil semua para budaknya termasuk budak wanita hitam buruk rupa itu.

Kemudia kepada tiap-tiap budak dibagikan masing-masing sebuah yaqur (sejenis mangkuk yang terbuat dari batu mulia).

Satu persatu dari mereka disuruh membanting mangkuk tersebut. Tidak ada satu pun dari mereka para budak yang berani melakukannya, kecuali budak wanita hitam yang buruk rupa tadi. Ketika dia disuruh, maka spontan dia langsung membanting mangkuk dan…mangkuk tersebut pecah berantakan.

“Lihatlah budak ini, wajahnya jelek tapi perbuatannya elok!”, kata Khalifah kepada hadirin yang hadir. Lantas dia berpaling ke arah budak wanita hitam itu, “Coba terangkan, mengapa kamu berani membanting mangkuk tersebut, sedangkan yang lain tidak ada yang berani?”

“Bukankan Paduka memerintahkan hamba untuk membantingnya? Jadi hamba melihat, memecahkannya memang akan membuat kekayaan Paduka akan berkurang, tapi jika hambah tidak melakukannya, hal tersebut akan mengurangi kewibawaan Paduka, padahal kekurangan yang pertama tidak akan mengurangi kehormatan Paduka Khalifah.” jawabnya

“Dengan memecahkan mangkuk itu mungkin orang menganggap hamba gila, tapi jika hamba tidak melakukannya, hamba akan dianggap durhaka, nah, julukan yang pertama masih hamba sukai daripada julukan yang kedua!” lanjut budak wanita hitam tersebut.
      
Mendengar jawaban budak wanita hitam tersebut, para raja yang hadir terkagum-kagum. Mereka minta maaf kepada Khalifah Harun yang telah mereka lecehkan gara-gara menyenangi budak wanita hitam.

Kisah ini menggambarkan keagungan pribadi seorang Khalifah Harun Ar-Rasyid, betapa beliau tidak melihat seseorang berdasarkan rupa lahirnya, melainkan pribadi dan hati-nya. Beliau memperlakukan para abdinya dengan manusiawi, tidak peduli mereka adalah para budak.

Sumber : Kisah-kisah Teladan Buat Anakku
Related Posts 

Plugin for WordPress, Blogger...